Tak Terima, Kubu Arema FC Pastikan Banding Atas Sanksi Komdis PSSI



FOKUSMALANG.COM - CEO Arema FC Ir Agoes Soerjanto berang menerima keputusan Komdis yang menghukum Arema FC denda 75 juta.

Alasannya, harusnya justru Panpel Tuan Rumah yang mendapat sanksi lebih berat karena melanggar pasal utama tentang regulasi Liga 1 2019 yakni tidak mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada tim dan fans tamu.

"Jangankan tim tamu. Saat laga pembuka juga terdapat undangan penting seperti kepala daerah setempat, pimpinan daerah lainnya serta petinggi PSSI dan LIB, apalagi ini laga pembuka Panpel tentunya sdh hrs mempersiapkan jauh lebih baik dari laga biasa. Faktanya justru timbul ricuh karena ketidaksiapan panpel. Jika tidak siap sejak awal ajukan penundaan," ujarnya.

Selain itu, aremania disetujui kuotanya 2 ribu untuk datang memberikan dukubgan kepada Tim Tamu. 

"Bayangkan Aremania seminggu sebelum berangkat ke Sleman sdh kordinasi dgn manajemen, juga panpel terkait keberangkatan keamanan dan soal tiket. Meskipun Ramadhan mereka bergembira menyambut bergulirnya Liga 1 dan datang dengan satu tujuan memeriahkan pembukaan dan mndukung timnya," imbuhnya.

Namun, faktanya tiba di Sleman yang awalnya disambut baik jelang laga malah Aremania justru mendapat sambutan yg provokatif.. Panpel tdk mampu mngantisipasi gangguan keamanan mulai dari area parkir, lorong pintu masuk sampai tribun biru dimana Aremania ditempatkan.

Terlepas klaim itu ulah provokator, berbagai fakta dan laporan beberapa media,panpel benar benar tidak sanggup menguasai keadaan, bahkan malah banyak jatuh korban dari Aremania yang semestinya sebagai tamu wajib dilindungi dan mendapatkan perlindungan.

Apalagi, ajakan Walikota Sleman agar fans tuan rumah menghentikan tindakan kekerasan kepada fans tim tamu tidak diindahkan. Malah diperkeruh pernyataan salah satu.LOC atau Panpel yg terekam secara live di TV dan dilihat oleh seluruh warga Indonesia yang seakan memprovokasi Aremania. Membuktikan bahwa panpel tuan rumah tidak mampu menghandle suasana agar lebih kondusif. Bahkan suasana makin menyudutkan Aremania dan membuat jatuh korban dan berpengaruh terhadap psikis pemain tamu dan Aremania. Sebab laga berhenti sampai 30 menit.

CEO Arema FC menambahkan hasil laporan dari polisi setempat serta Aremania ratusan Aremania mengalami luka luka dan lebih dari 50 an kendaraan bus, minibus,mobil dan motor sengaja dirusak. Ini ganti ruginya lantas menjadi tanggung jawab siapa. 

"Bahkan Aremania diluar stadion mulai laga berlangsung sampai pulang dilempari mercon, flare, kembang api bahkan ada molotov, batu dan benda benda tajam. Bagaimana tidak berdampak secara psikis kepada pemian dan suporter saat itu. Bahkan sekarang masih ada yg mengalami trauma," paparnya.



Ditambahkan, bahwa sebelum Liga digelar, tentunya unsur Panpel telah menrima pelatihan dan workshop dari LIB tentang penyelenggaraan pertandingan termasuk ada materi penyusunan rencana pengamanan. Menurut kami panpel tim tuan rumah wajib utk diupgrading kembali karena tidak mampu menjalankan materi dan arahan yg telah disampaikan saat workshop.

Kata Agus, keputusan Komdis ini sangat jauh dari harapan publik,karena kurang tegas keputusannya dan berdampak pada kualitas penyelenggaraan pertandingan. 

"Saya khawatir jika tidak ada perlindungan terhadap tim dan suporter tamu. Semua akan abai. Dan berdampak pada perilaku negatif suporter masing masing klub yang akan mengambil keputusan hukum sendiri. Dan ini tidak baik," tegasnya.

Pihak Arema FC juga mempertanyakan alasan kenapa diberi sanksi 75 juta jika alasannya karena Aremania membalas perlakuan oknum yg melakukan kekwrasan berupa pelemparan. 

"Mereka sebagai tamu merasa ingin menahan diri. Bayangkan kalau mereka hanya diam. Akan banyak korban berjatuhan. Bayangkan kalau merekaa tdk berusaha melindungi kendaraannya yang diserang. Harusnya obyektif komdis mengambil keputusan. Jika mereka membalas karena ingin mempertahankan diri dihukum. Saya khawatir Kedepan akan berdampak pada perilaku suporter," paparnya.

Dengan pertimbangan diatas dan akan disampaikan bukti bukti bahwa panpel tuan rumah tidak siap. Maka Arema FC bersiap untuk mengajukan banding untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan obyektif. Serta semata mata,kata Agoes, untuk menegakkan regulasi dan hukum sepakbola setegak tegaknya agar sepakbola Indonesia bermartabat dan berkualitas.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »