FOKUSMALANG - Arema FC (Dahulu Arema Cronus) membuat revolusi besar di
dalam tim. Selain mengubah susunan pelatih, klub berjuluk Singo Edan ini juga
memutuskan tak memperpanjang beberapa pemain andalan nya di ISC 2016. Salah satu
yang mengejutkan adalah Hamka Hamzah.
Sebagai pengganti bek yang menyandang gelar sebagai pemain
belakang terbaik di ISC 2016, dikabarkan Arema FC sudah bersepakat dengan eks
Persib Bandung Yanto Basna. Tentu saja ini sebuah keputusan yang cukup mengejutkan banyak pihak, mengingat begitu
besar peran Hamka musim lalu bersama Arema.
Namun bagaimana dari segi statistik, benarkan pergantian ini
tidak seimbang dan Arema membuat blunder? Berikut Fokus Malang, akan hadirkan statistik
dan analisa permainan kedua pemain yang berbeda karakter tersebut.
Hamka Hamzah
Pemain senior yang satu ini memang sudah dikenal sebagai bek
yang tenang, berpengalaman dan sangat ‘tajam’ di muka gawang lawan. Terbukti
pada ajang ISC 2016, ia menjadi pemain belakang tersubur dengan total 9 gol
dari 30 kali penampilannya bersama Singo Edan. Kemampuan lain yang dimiliki
oleh pemain yang kini berkostum PSM Makassar tersebut adalah assist. Sebagai bek
tengah, 4 assist yang dihasilkan Hamka jelas bukan torehan buruk.
Lalu bagaimana permaiannnya sendiri sebagai seorang bek? Berduet
dengan pasangannya Goran Gancev musim lalu di Arema dalam mengamankan daerah
pertahanan Arema, Kiper Kurnia Meiga diketahui hanya 22 kali memungut bola dari
gawangnya. Ini artinya, kinerja Hamka memang cukup baik sebagai bek tengah.
Hamka merupakan tipikal bek yang tenang dan juga pandai
dalam mencari posisi dalam menjaga lawan. Hal tersebut terbukti dari minimnya
tackle yang ia layangkan pada musim lalu. Hamka lebih suka dalam melakukan
delay dan pressing ketat. Itulah mengapa prosentasi tackling Hamka termasuk
paling rendah musim lalu dibandingkan bek lain, yaitu hanya sekitar 58%.
Yanto Basna
Sebagai pemain muda yang termasuk rising star, prosentase
bermain Yanto musim lalu di ISC bersama Persib cukup baik. Eks bek Mitra Kukar
ini tercatat bermain sebanyak 22 kali, dan diantaranya 18 kali menjadi starter.
Mencatat menit bermain sebanyak 1660
menit. Waktu bermain yang cukup baik bagi pemain yang masih berusia 21 tahun.
Sebagaimana pemain muda pada umumnya, Yanto bertipikal
agresif dan cenderung emosional. Terbukti
dari torehan 4 kartu kuning yang ia catat, termasuk juga provokasi yang
berakhir kericuhan kecil saat partai terakhir ISC antara Arema Cronus melawan
Persib di Stadion Kanjuruhan Malang.
Untuk urusan mencetak gol, Yanto musim lalu sama belum
memecahkan “telur”. Namun memang membuat skor jelas bukan urusannya, karena
fokus Yanto adalah menjaga pertahanan.
Berkebalikan dengan Hamka, Yanto terhitung merupakan pemain
yang agresif dalam melakukan tackle dan menjaga lawan di wilayah pertahanan. Ya,
agresifitas inilah yang membuat pemain Timnas AFF 2016 ini memiliki nilai
tersendiri. Sebagai pemain muda Yanto terbilang cukup berani dalam berduel,
sebuah kemampuan yang agak jarang dimiliki bek – bek muda Indonesia.
Rupanya ‘keberanian Basna itu terbangun dari pengalaman
panjangnya bersama Timnas baik di junior maupun senior, serta begabungnya
pemain tinggi besar itu bersama tim – tim besar Indonesia, seperti Mitra Kukar
dan Persib Bandung.
Lalu dengan statistik tersebut, apakah alasan manajemen
Arema FC dan Pelatih Kepala Aji Santoso berani “menukar” Hamka dengan Basna?
Tentu saja, kali ini kita akan mengesampingkan urusan non
teknis seperti Hamka yang kangen kampung halaman, atau soal nego harga. Secara
teknis bila merunut pernyataan Aji Santoso sebelumnya, ia berkeinginan
mengembalikan gaya dan karakter Arema kembali ke era Galatama yang banyak
dinilai khas Malang.
“Saya ingin membangun Arema jadi tim yang memiliki gaya
bermain khas Arema, seperti yang dirindukan Aremania,” kata Aji beberapa waktu
lalu kepada Fokus Malang.
Karakter yang dimaksud adalah bermain Spartan, totalitas,
agresif dan keras. Yup, jelas bila merujuk statistik di atas Hamka Hamzah sama
sekali bukan bek yang tepat dalam skema tersebut. Yanto Basna jelas merupakan
opsi terbaik untuk menghidupkan lagi permainan Arema seperti yang diinginkan
Aji.
Apalagi selama ini Aji Santoso memang dikenal sebagai
pelatih yang gemar mengembangkan pemain muda. Sehingga kehadiran Yanto jelas
sangat memenuhi “selera” nya sebagai coach Arema FC musim ini. Diketahui keduanya
juga sudah bekerja sama saat Aji menukangi Timnas U-23 di Asean Games Myanmar
2015.
Sehingga memang tidak bisa dibandingkan permainan dan
kualitas kedua bek tersebut. Baik Hamka maupun Yanto Basna punya gaya dan
karakter yang berbeda.
Jadi, Terimakasih Hamka, dan Selamat Datang Basna…..